Berbeda dari Julian, Susan mengungkapkan, “Suvenir yang saya beli 30 tahun lalu masih tertata rapi di rumah". Menurut wanita paruh baya asal Inggris ini, suvenir saat pelesir adalah nostalgia yang indah saat balik ke rumah.
Masing-masing orang memiliki pendapat yang berbeda tentang suvenir atau biasa disebut sebagai oleh–oleh dan buah tangan bagi orang Indonesia. Semua tergantung karakter orang, ada yang memang senang menata barang di rumahnya, ada pula yang tidak peduli. Biasanya karakter orang terakhir hanya senang membeli dan memiliki atau lapar mata, sehabis itu melupakan.
Sayangnya, banyak suvenir yang dibeli saat hiburan, baik di dalam maupun luar negeri terbuang begitu saja sampai rumah. Apalagi sampai menyesal dan bertanya pada diri sendiri, buat apa juga beli barang ini. Rasanya jadi seperti buang uang saja.
Untuk menghindari pemborosan, ada beberapa yang yang patut diperhatikan saat membeli suvenir sebagai oleh–oleh.
1. Susun prioritas pengeluaran dalam perjalanan. Mana kebutuhan
dan mana keinginan. Kebutuhan utama saat perjalanan liburan adalah
kesehatan, keamanan, dan kenyaman. Jadikan makan sehat, hotel nyaman dan
aman sebagai prioritas. Setelah itu baru tentukan kebutuhan lainnya,
termasuk oleh-oleh.
2. Susun bujet atau hitung uang yang kita miliki. Jangan sampai pengeluaran uang untuk suvenir mengalahkan kebutuhan utama.
Baiknya belanja oleh-oleh jangan lebih dari 30 dari bujet seluruh
perjalanan. Makin ditekan makin baik. Normalnya 10-20 persen dari bujet.
3. Belanja suvenir makin menarik kalau terkait dengan hobi.
Misalnya hobi memasak, belilah bumbu–bumbu atau bahan makanan cita rasa
lokal. Nanti saat pulang bisa dijadikan bahan masakan. Rasanya juga jauh
lebih menyenangkan, perjalanan liburan menjadi tidak usai begitu saja
saat pulang ke rumah.
4. Oleh–oleh memang sudah membudaya di Indonesia. Kadang kalau
tidak bawa oleh–oleh dibilang pelit oleh kerabat sekitar. Kalau dihitung
jumlah oleh–oleh yang harus diberikan bisa habis uang kita. Mulai
kerabat kantor, rumah, tetangga, teman, dan lain-lain. Jangan takut
dimusuhi. Ambil jalan tengah saja. Belilah oleh–oleh untuk kerabat yang
hampir setiap hari berinteraksi dengan kita. Kalau disindir atau
dicemberutin, bicarakan baik-baik bahwa semua terkait bujet yang kita
miliki.
5. Terkait tips di atas, bisa juga diakali dengan memberikan
oleh-oleh yang bisa dinikmati banyak orang jadi bisa disebarkan. Misal:
permen, cokelat, dan cemilan cita rasa lokal. Jadi mempermudah dan bisa
menekan budget.
6.Belilah oleh–oleh yang tidak memberatkan atau membutuhkan tempat di tas dan tentunya mudah ditemukan di perjalanan. Umumnya oleh–oleh yang enak untuk dibawa adalah gantungan kunci, tempelan kulkas, pembatas buku, syal, atau dompet kain. Paling berat adalah kaos. Bila lebih dari itu, disarankan agar memperhitungkan beban tas yang kita bawa.
Kompas.com